Friday, June 12, 2015

KESIMPULAN Penyakit Gondok

– Gejala gondok atau gondongan biasanya berkembang 14 sampai 25 hari setelah seseorang terinfeksi dengan virus gondok (masa inkubasi). Rata-rata masa inkubasi sekitar 17 hari.
– Pembengkakan kelenjar parotis adalah gejala yang paling umum dari penyakit gondok. Kelenjar parotis adalah sepasang kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi air liur. Mereka berada di kedua sisi wajah Anda, tepat di bawah telinga Anda. Kedua kelenjar biasanya dipengaruhi oleh pembengkakan, meskipun hanya satu kelenjar dapat terpengaruh. Pembengkakan dapat menyebabkan rasa sakit, nyeri dan kesulitan menelan.
– Gejala lain dari gondok dapat berupa sakit kepala, nyeri sendi, merasa sakit, mulut kering, nyeri perut yang ringan, merasa lelah dan kehilangan nafsu makan, suhu tinggi (demam) sekitar 38C (100.4F) atau bahkan lebih.

Jika Anda menduga bahwa Anda atau anak Anda memiliki gondok, sangat penting untuk segera memanggil dokter. Hubungi penyedia pelayanan kesehatan Anda jika Anda atau anak Anda memiliki gondok dan memiliki gejala seperti kemerahan pada mata, rasa ngantuk yang berlebihan, sakit kepala akut, nyeri pada testis atau terdapat benjolan pada testis. Jika sudah memasuki tahap kejang, segeralah lakukan pemeriksaan darurat ke rumah sakit terdekat.

Meskipun infeksi ini biasanya tidak menimbulkan gejala yang serius, namun gejala lain seperti demam kelenjar dan tonsolitis dapat berbahaya bagi tubuh. Hal yang terbaik adalah dengan mengunjungi dokter Anda sehingga dapat segera mendapatkan diaagnosis penyakit gondok yang diderita.

sumber: http://www.konsultankolesterol.com/penyakit-gondok.html

Proses Diagnosis Penyakit Gondok

Kelenjar tiroid yang membengkak umumnya dapat diketahui oleh dokter melalui pemeriksaan fisik yang sederhana. Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk mendeteksi ukuran serta tekstur benjolan. Jenis penyakit gondok difus atau nodul juga dapat diketahui lewat pemeriksaan ini.

Penderita juga akan diminta menjalani evaluasi fungsi tiroid untuk memastikan penyebab di balik pembengkakan kelenjar. Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes darah untuk mengukur kadar hormon T3, T4, dan TSH (thyroid-stimulating hormone atau hormon perangsang tiroid). Hormon TSH diproduksi oleh kelenjar pituitari yang terletak di otak.

Kadar hormon tiroid yang tinggi mengindikasikan hipertiroidisme. Sementara tingkat hormon tiroid yang rendah dan TSH yang tinggi akan menandakan bahwa penderita mengalami hipotiroidisme.

Ada beberapa tes lain yang dilakukan untuk memberikan informasi yang lebih mendetail mengenai kondisi pasien, yaitu pemindaian tiroid, USG, serta biopsi.

Proses pemindaian tiroid melibatkan isotop radioaktif untuk memeriksa ukuran dan jenis benjolan tiroid. Karena itu, tes ini sebaiknya dihindari oleh ibu hamil.

Pemeriksaan USG digunakan untuk mengonfirmasi ukuran dan jenis benjolan serta keberadaan nodul yang mungkin tidak ditemukan lewat pemeriksaan fisik. Sedangkan biopsi yang dilakukan melalui aspirasi jarum halus dianjurkan guna mengetahui jenis sel yang ada dalam benjolan.

sumber: http://www.alodokter.com/penyakit-gondok

Monday, May 18, 2015

Obat Gondok Tradisional




Seperti yang sudah diketahui bahwa penyakit gondok merupakan penyakit kekurangan Gizi ke 4 di negara Indonesia, Untuk memenuhi kebutuhan gizi-nya serta mengobati penyakit gondok bisa dengan kedua bahan alami kulit manggis dan daun sirsak. Kedua bahan ini banyak kandungan senyawa aktif yang baik bagi tubuh dan mengandung vitamin dan gizi melimpah.

Kulit manggis untuk obat gondok , Kulit manggis memiliki senyawa xanthone yang sangat tinggi sehingga mampu memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh untuk mengobati penyakit gondok. Dari sekitar 200 jenis xanthone yang diisolasi dari alam, sebanyak 40 jenis ditemukan pada manggis dan paling banyak terdapat pada bagian kulitnya. Dengan kandungan xanthone 123,97 mg/ml, kulit manggis dapat membunuh penyakit dan memperbaiki sel yang rusak serta melindungi sel-sel di dalam tubuh. Xanthone adalah subtansi kimia alami yang tergolong senyawa polyhenolic yang dapat digunakan sebagai zat untuk mengatasi berbagai penyakit termasuk dalam hal mengobati penyakit gondok.

Antioksidan yang terdapat dalam kulit buah Manggis dengan kadar yang tinggi ini memiliki sifat yang baik dan bermanfaat bagi tubuh, selain untuk obat gondok tradisional, kulit manggis juga baik digunakan sebagai anti-peradangan, anti-diabetes, anti-kanker, anti-bakteri, anti-jamur, anti-plasmodial, dan mampu meningkatkan kekebalan tubuh, hepatoprotektif.

Manfaat daun sirsak sebagai obat penyakit gondok, Tidak kalah dengan kulit manggis untuk memenuhi asupan vitamin dan gizi untuk tubuh dalam mengatasi penyakit gondok, Daun sirsak juga memiliki khasiat hampir sama untuk kesehatan tubuh. Khasiat ini tidak terlepas dari beberapa senyawa kimia alami yang terkandung dalam daun sirsak. Daun sirsak mengandung tanin, alkaloid, dan sejumlah kandungan kimia lainnya seperti acetogenins, annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine, anonol, gentisic acid caclourine, linoleic acid, gigantetronin dan muricapentocin. Kandungan senyawa kimia alami tersebut merupakan senyawa yg dapat memberikan manfaat untuk tubuh, baik sebagai obat gondok ataupun meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Langkah Pengobatan Penyakit Gondok



Gondok dapat ditangani dengan beberapa cara. Penentuan langkah ini tergantung pada beberapa faktor, yaitu ukuran benjolan, gejala yang dirasakan, serta penyebab dasar terjadinya gondok.

Benjolan yang kecil dan tidak menyebabkan gejala umumnya tidak langsung ditangani. Dokter akan memantau perkembangan kondisi Anda sebelum melakukan tindak lanjut karena gondok Anda mungkin bisa sembuh tanpa membutuhkan penanganan.

Jika benjolan terus membesar hingga mengganggu kondisi kesehatan pasien, ada beberapa langkah pengobatan yang dapat diambil. Metode-metode penanganan yang akan dianjurkan oleh dokter meliputi:

Terapi penggantian hormon

Langkah ini dilakukan untuk menangani hipotirodisme dengan menggantikan hormon tiroid dan umumnya harus dijalani seumur hidup. Contoh obatnya adalahlevothyroxine. Tetapi obat ini juga dapat memicu efek samping seperti mual, kram otot, serta detak jantung yang cepat atau tidak teratur.

Obat penurun hormon tiroid

Thionamide akan menurunkan kadar hormon tiroid dengan menghambat proses produksinya. Obat ini digunakan untuk mengatasi hipertiroidisme. Efek sampingnya meliputi mual, nyeri pada sendi, ruam ringan, serta penurunan jumlah sel darah putih secara mendadak.

Terapi iodin radioaktif

Terapi ini juga termasuk penanganan untuk hipertiroidisme. Iodin radioaktif yang dikonsumsi akan menghancurkan sel-sel tiroid. Metode pengobatan ini terbukti dapat mengecilkan ukuran benjolan, tapi juga bisa memicu hipotiroidisme.

Langkah operasi

Benjolan yang terus membesar hingga mengganggu pernapasan dan menyebabkan penderita sulit menelan umumnya ditangani dengan operasi. Langkah ini akan dilakukan dengan prosedur pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid atau tiroidektomi. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 15 persen penderita gondok yang pada akhirnya membutuhkan langkah penanganan ini.

Prosedur ini juga disarankan bagi penderita yang diduga memiliki benjolan tiroid yang mengandung sel-sel kanker. Diperkirakan sekitar lima persen penyakit gondok berpotensi sebagai indikasi kanker tiroid.

Tiap operasi pasti memiliki risiko, termasuk tiroidektomi. Walau kemungkinannya tergolong kecil, pasien yang menjalani prosedur ini berpotensi mengalami komplikasi kerusakan pada saraf dan kelenjar paratiroid.

Contoh kerusakan saraf yang mungkin terjadi adalah perubahan suara dan gangguan pernapasan. Komplikasi ini bisa bersifat sementara atau permanen. Sedangkan kerusakan pada kelenjar paratiroid akan memengaruhi pengaturan kadar kalsium dalam darah dan tulang.

Faktor-faktor Risiko Penyakit Gondok



Gondok dapat menyerang siapa saja, tapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini. Faktor-faktor pemicu tersebut meliputi:
  • Usia. Risiko gondok meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Jenis kelamin. Wanita memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan pria.
  • Faktor keturunan. Memiliki anggota keluarga yang mengidap kanker tiroid atau penyakit autoimun akan meningkatkan risiko penyakit gondok.
  • Obat-obatan seperti amiodarone dan imunosupresan.
  • Kehamilan dan menopause. Risiko gangguan tiroid meningkat pada saat wanita sedang hamil atau menopause, tapi penyebabnya belum diketahui dengan pasti.
  • Proses Diagnosis Penyakit Gondok

Kelenjar tiroid yang membengkak umumnya dapat diketahui oleh dokter melalui pemeriksaan fisik yang sederhana. Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk mendeteksi ukuran serta tekstur benjolan. Jenis penyakit gondok difus atau nodul juga dapat diketahui lewat pemeriksaan ini.

Penderita juga akan diminta menjalani evaluasi fungsi tiroid untuk memastikan penyebab di balik pembengkakan kelenjar. Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes darah untuk mengukur kadar hormon T3, T4, dan TSH (thyroid-stimulating hormone atau hormon perangsang tiroid). Hormon TSH diproduksi oleh kelenjar pituitari yang terletak di otak.

Kadar hormon tiroid yang tinggi mengindikasikan hipertiroidisme. Sementara tingkat hormon tiroid yang rendah dan TSH yang tinggi akan menandakan bahwa penderita mengalami hipotiroidisme.

Ada beberapa tes lain yang dilakukan untuk memberikan informasi yang lebih mendetail mengenai kondisi pasien, yaitu pemindaian tiroid, USG, serta biopsi.

Proses pemindaian tiroid melibatkan isotop radioaktif untuk memeriksa ukuran dan jenis benjolan tiroid. Karena itu, tes ini sebaiknya dihindari oleh ibu hamil.

Pemeriksaan USG digunakan untuk mengonfirmasi ukuran dan jenis benjolan serta keberadaan nodul yang mungkin tidak ditemukan lewat pemeriksaan fisik. Sedangkan biopsi yang dilakukan melalui aspirasi jarum halus dianjurkan guna mengetahui jenis sel yang ada dalam benjolan.


Penyebab Penyakit Gondok

Penyebab Penyakit Gondok

Gondok terkadang sulit ditemukan penyebabnya karena sangat beragam. Tetapi ada beberapa faktor yang umumnya bisa memicu penyakit ini. Di antaranya adalah:
Hipertiroidisme dan hipotirodisme. Penyakit gondok dapat terjadi karena kinerja kelenjar tiroid yang berlebihan (hipertiroidisme) atau menurun (hipotiroidisme). Keduanya akan memicu pembengkakan kelenjar tiroid. Hipertiroidisme umumnya disebabkan oleh penyakit Graves. Sementara hipotiroidisme dapat dipicu oleh kekurangan iodin atau penyakit Hashimoto. Penyakit Hashimoto dan penyakit Graves merupakan kondisi autoimun.
Defisiensi iodin. Iodin dibutuhkan kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid. Zat ini dapat ditemukan dalam ikan, tiram, rumput laut, sereal, gandum, serta susu sapi. Karena kekurangan iodin, kinerja kelenjar tiroid akan menurun dan mengalami pembengkakan.
Merokok. Asap tembakau yang mengandung senyawa tiosianat dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam memanfaatkan iodin.

Di samping penyebab umum di atas, gondok juga dapat terjadi akibat hal-hal berikut:
  • Keberadaan nodul dalam kelenjar tiroid.
  • Pengaruh kanker tiroid.
  • Inflamasi kelenjar tiroid akibat infeksi virus, bakteri, atau obat-obatan tertentu.
  • Kadar iodin yang berlebihan dalam tubuh.
  • Perubahan hormon karena pubertas, kehamilan, dan menopause.
  • Pajanan radiasi, misalnya saat menjalani radioterapi.
  • Pengaruh obat litium yang umumnya digunakan untuk menangani depresi dangangguan bipolar.

Jenis-jenis Penyakit Gondok

Terdapat dua jenis gondok, yaitu gondok difus dan nodul. Pengelompokan ini berdasarkan tekstur benjolannya.

Benjolan pada gondok difus terasa mulus saat disentuh. Sementara pada gondok nodul, benjolan terasa tidak rata dan bergumpal. Permukaan yang tidak rata tersebut disebabkan oleh adanya satu atau lebih bintil-bintil kecil yang padat atau berisi cairan dalam benjolan.
Gejala-gejala Penyakit Gondok

Tidak semua penderita gondok mengalami gejala. Jika memang ada indikasi yang muncul, terbentuknya benjolan abnormal pada leher adalah gejala utama dari kondisi ini.

Ukuran benjolan gondok berbeda-beda pada tiap penderita. Benjolan yang berukuran kecil biasanya tidak menyebabkan gejala apa pun. Meski demikian, benjolan tersebut dapat memengaruhi pernapasan serta menyebabkan penderita sulit menelan jika bertambah besar.

Gejala-gejala lain yang umumnya menyertai pembengkakan meliputi tenggorokan yang terasa sesak, perubahan suara (misalnya menjadi serak), batuk-batuk, serta kesulitan bernapas dan menelan.

Jika merasakan gejala-gejala di atas, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Terutama bagi penderita dengan benjolan yang terus membesar dan mengalami kesulitan bernapas atau menelan.